Oleh : Nur Shobah 1102406014
Di Indonesia homeschooling mulai banyak dilakukan di kota-kota besar, khususnya oleh mereka yang pernah melakukannya ketika berada di luar negeri. Dalam perkembangannya, sekolahrumah atau homeschooling juga telah menjadi salah satu pilihan keluarga/orangtua yang mungkin diakibatkan adanya pandangan atau penilaian kurang baik terhadap sekolah dan merasa lebih siap untuk menyelenggarakan pendidikan anak-anaknya sendiri di rumah.
Kebijakan dan Payung Hukum Homeschooling.
Sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa pendidikan nonformal berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional salah satu jenis pendidikan nonformal adalah pendidikan pilihan yang termasuk diantaranya komunitas Sekolahrumah dan pendidikan komunitas hal ini diatur undang-undang Nomor 20 Tahun 2003.
Pelaksanaan Sekolahrumah dan komunitas belajar ini dilandasi oleh peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
§ UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan perubahannya.
§ Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional.
§ Undang-undang No.32 tahun 2003 tentang Desentralisasi dan Otonomi Daerah.
§ Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
§ Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.
§ Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah.
§ Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0131/U/1991 tentang Paket A dan Paket B.
§ Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.132/U/2004 tentang paket C.
1.2 Klasifikasi Format Homeschooling.
Ada beberapa klasifikasi Homeschooling yaitu:
Homeschooling Tunggal
Adalah suatu format layanan pendidikan yang dilakukan orangtua /wali dalam suatu keluarga terhadap anak-anaknya di rumah maupun di tempat-tempat lain yang menyenangkan dimana orang tua/wali dengan sengaja tidak bergabung dengan keluargalain. Tantangan yang dihadapi Homeschooling Tunggal antara lain diambil dari komunitas sekolahrumah (Direktorat Pendidikan Kesetaraan):
§ Tidak ada tempat sosialisasi terutama bagi anak-anak yang memerlukan tempat mengekspresikan diri sebagai syarat pendewasaan kepribadian anak.
§ Tidak dukungan yang bisa menjadi tempat bertanya, berbagi dan sebagai pembanding keberhasilan proses belajar mengajar.
§ Orang tua harus menyelenggarakan sendiri penilaian terhadap hasil pendidikan atau mengusahakan sendiri kesetaraan dengan standar pendidikan formal atau standar yang ditetapkan komunitas Sekolahrumah yang ada.
Sekolahrumah Majemuk
Adalah suatu format layanan pendidikan yang dilaksanakan oleh orangtua/wali dari dua atau lebih keluarga yang tidak selalu saling bertalian keluarga melakukan suatu kegiatan sekolah rumah dimana kegiatannya dibentuk dan dikelola secara lebih teratur dan terstruktur.
Tantangan yang dihadapi Sekolahrumah Majemuk antara lain diambil dari komunitas sekolahrumah (Direktorat Pendidikan Kesetaraan):
§ Diperlukan kompromi dan fleksibilitas untuk menyesuaikan jadwal, suasana dan fasilitas tertentu yang dapat menampung beberapa anak dalam jumlah keluarga pada saat kegiatan dilaksanakaan bersama-sama.
§ Dalam kelompok yang lebih besar, maka anak-anak anggota sekolahrumah Majemuk harus diawasi, dibimbing atau dilatih oleh seorang yang ahli dalam bidang tertentu tersebut walaupun kehadiran orangtua harus tetap ada.
§ Anak-anak dengan keahlian atau kegiatan khusus harus juga bisa menyesuaikan dengan lingkungan lainnya dan menerima perbedaan-perbedaan lainnya dalam proses pembentukan jati diri.
§ Walaupun melakukan beberap kegiatan dengan keluarga sekolahrumah lainnya, tetapi orangtua masing-masing Sekolahrumah harus menyelenggarakan sendiri penilaian terhadap hasil pendidikan atau mengusahakan sendiri kesetaraan dengan standar pendidikan formal, standar pendidikan nonformal atau standar yang ditetapkan oleh komunitas Sekolahrumah yang ada.
Sekolahrumah Komunitas
Komunitas sekolahrumah adalah gabungan sekolahrumah majemuk yang memiliki komitmen pengajaran dengan perbandingan tertentu antara komunitas dan orangtua yang menyusun dan menentukan silabus serta bahan ajar bagi anak-anak sekolahrumah termasuk menentukan beberapa aktifitas dasar (olahraga, musik/seni, dan bahasa) serta fasilitas dan proses belajar dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu.
Kekuatan dan Kelemahan Sekolahrumah.
Kekuatan dan kelemahan homeschooling atau sekolahrumah diambil dari Pendidikan Kesetaraan mencerahkan anak bangsa (Direktorat Pendidikan Kesetaraan).
Sekolahrumah atau homeschooling memiliki kekuatan sebagai berikut :
1. Lebih memberikan kemandirian dan kreativitas individu tidak seperti di sekolah yang memberikan pelajaran secara klasikal.
2. Memberikan peluang untuk mencapai kompetensi individual semaksimal mungkin sehingga tidak selalu harus mengikuti standar kompetensi yang
3. ditentukan oleh kemampuan tertinggi, rata-rata, atau bahkan kemampuan paling rendah di kelas.
4. Terlindung dari tawuran, kenakalan, napza, pergaulan yang menyimpang, konsumerisme, dan jajan makanan yang malnutrisi.
5. Lebih bergaul dengan orang dewasa sebagai panutan.
6. Lebih disiapkan untuk kehidupan nyata.
7. Lebih didorong untuk melakukan kegiatan keagamaan, rekreasi/olahraga keluarga.
8. Membantu anak lebih berkembang, memahami dirinya dan perannya dalam dunia nyata disertai kebebasan berpendapat, menolak, atau menyepakati niali-nilai tertentu tanapa harus merasa takut untuk mendapat celaan dari teman atau nilai kurang.
9. Membelajarkan anak-anak dengan berbagai situasi, kondisi, dan lingkungan sosial.
10. Masih memberikan peluang berinteraksi dengan teman sebaya di luar jam belajarnya.
Sedangkan Kelemahan sekolahrumah adalah sebagai berikut :
1. Kurang berinteraksi dengan teman sebaya dari berbagai status sosial yang memberikan pengalaman berharga untuk belajar hidup di masyarakat.
2. Sekolah merupakan lingkungan belajar yang khas yang dapat melatih anak bersaing dan mencapai keberhasilan setinggi-tingginya.
3. Sekolah di rumah dapat mengisolasi peserta didik dari kenyataan-kenyataan yang kurang menyenangkan sehingga dapat berpengaruh pada perkembangan individu.
4. Bila anak terisolasi dari lingkungan sosialnya yang kurang menyenangkan maka ia kan kurang siap untuk menghadapi berbagai ketidakpastian atau kesalahan.
Hal-hal yang Harus di perhatikan dalam Homeschooling.
Keputusan untuk melakukan homeschooling atau sekolah rumah adalah suatu keputusan yang sulit, karena banyak orang tua yang tidak merasa yakin atau ragu-ragu apakah ini suatu keputusan yang benar atau tidak. Mereka khawatir anak mereka tidak mendapat pendidikan yang sama atau setidaknya sesuai dengan pendidikan sekolah formal.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk melakukan homeschooling :
-
Mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang homeschooling, informasi bisa didapat dengan mengikuti seminar, bertukar pikiran dengan pelaku homeschooling, search internet dsb.
-
Komitmen antara orangtua dan anak.
Ketika melakukan homeschooling maka orangtua harus meluangkan waktu yang lebih banyak untuk membantu pembelajaraan anak mereka. Pembelajaran dalam homeschooling bukan seperti sekolah formal yang mengharuskan peserta didik duduk diam mendengarkan pengarahan guru, atau membaca setumpuk buku untuk sekian jam. Tetapi pembelajaran dalam homeschooling bersifat dinamis dimana peserta didik diharapkan aktif terlibat dalam mempelajari suatu bahan dimana peran orang tua atau tutor hanya sebagai guidelines untuk membantu peserta didik.
3. Persetujuan kedua orang tua.
Dalam melakukan homeschooling kedua orangtua harus setuju, karena apabila salah satu tidak setuju maka homeschooling tidak akan berjalan dengan baik
4. Anak harus bersedia melaksanakan homeschooling.
Keputusan untuk melakukan homeschooling harus merupakan keinginan anak bukan hanya keinginan orang tua karena anak atau peserta didik merupakan tokoh sentral dalam proses pembelajaran, sehingga apabila ada keengganan dari diri anak maka proses tidak akan berjalan maksimal.
5. Biaya yang mungkin timbul.
Mempertimbangkan faktor biaya yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran homeschooling. Biaya yang mungkin timbul antara lain biaya pembelian kurukulum, biaya material pembelajaran, biaya tutorial dsb.
Beberapa Pendekatan yang sering dipakai dalam Homeschooling
Pada dasarnya homeschooling bersifat unique. Karena setiap keluarga mempunyai nilai dan latar belakang berbeda, sehingga setiap keluarga akan melahirkan pilihan-pilihan model homeschooling yang unique. Pendekatan yang dipakai dalam pelaksanaan homeschooling memiliki rentang yang lebar antara yang sangat tidak terstruktur (unschooling) hingga yang sangat terstruktur seperti belajar di sekolah (school at-home).
Menurut Ransom (2001) terdapat beberapa pendekatan yang sering dipakai dalam praktek homeschooling antara lain :
a.School at-home
School at-home approach adalah model pendidikan yang serupa dengan yang diselenggarakan di sekolah. Hanya saja, tempatnya tidak di sekolah, tetapi di rumah. Metode ini juga sering disebut textbook approach, traditional approach, atau school approach.
b. Unit studies
Unit studies approach adalah model pendidikan yang berbasis pada tema (unit study). Pendakatan ini banyak dipakai oleh orang tua homeschooling. Dalam pendekatan ini, siswa tidak belajar satu mata pelajaran tertentu (matematika, bahasa, dsb), tetapi mempelajari banyak mata pelajaran sekaligus melalui sebuah tema yang dipelajari. Metode ini berkembang atas pemikiran bahwa proses belajar seharusnya terintegrasi (integrated), bukan terpecah-pecah (segmented).
c. Charlotte Mason atau The Living Book Approach
The Living Books approach adalah model pendidikan melalui pengalaman dunia nyata. Metode ini dikembangkan oleh Charlotte Mason. Pendekatannya dengan mengajarkan kebiasaan baik (good habit), keterampilan dasar (membaca, menulis, matematika), serta mengekspose anak dengan pengalaman nyata, seperti berjalan-jalan, mengunjungi museum, berbelanja ke pasar, mencari informasi di perpustakaan, menghadiri pameran, dan sebagainya.
d. Classical, Waldorf, Montessori, dan Electic.
The Classical approach adalah model pendidikan yang dikembangkan sejak abad pertengahan. Pendekatan ini menggunakan kurikulum yang distrukturkan berdasarkan tiga tahap perkembangan anak yang disebut Trivium. Penekanan metode ini adalah kemampuan ekspresi verbal dan tertulis. Pendekatannya berbasis teks/literatur (bukan gambar/image).
The Waldorf approach adalah model pendidikan yang dikembangkan oleh Rudolph Steiner, banyak ditetapkan di sekolah-sekolah alternatif Waldorf di Amerika. Karena Steiner berusaha menciptakan setting sekolah yang mirip keadaan rumah, metodenya mudah diadaptasi untuk homeschool.
The Montessori approach adalah model pendidikan yang dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori. Pendekatan ini mendorong penyiapan lingkungan pendukung yang nyata dan alami, mengamati proses interaksi anak-anak di lingkungan, serta terus menumbuhkan lingkungan sehingga anak-anak dapat mengembangkan potensinya, baik secara fisik, mental, maupun spiritual.
The Eclectic approach memberikan kesempatan pada keluarga untuk mendesain
sendiri program homeschooling yang sesuai, dengan memilih atau menggabungkan dari sistem yang ada.
e. Unschooling atau Natural Learning
Unschooling approach berangkat dari keyakinan bahwa anak-anak memiliki keinginan natural untuk belajar dan jika keinginan itu difasilitasi dan dikenalkan dengan pengalaman di dunia nyata, maka mereka akan belajar lebih banyak daripada melalui metode lainnya. Unschooling tidak berangkat dari textbook, tetapi dari minat anak yang difasilitasi.
Sumber-Sumber Pembelajaran
Beberapa sumber pembelajaran yang dapat dijadikan sumber acuan dalam homeschooling :
1. Ensiklopedia.
2. Kamus.
3. Atlas.
4. Referensi buku dan Material pembelajaran.
5. Koran
6. Majalah
7. Perpustakaan.
8. Mainan Edukatif
9. Software komputer yang edukatif
Proses Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran orang tua harus memiliki panduan dan format penilaian untuk menilai kemajuan anaknya. Penilaian belajar lebih diutamakan pada proses pembelajaran. Jenis penilaian tersebut meliputi :
-
Performance Test (Penilaian sikap), penilaian ini lebih mengarah pada pembentukan karakter.
-
Project : yaitu mencatat hal-hal yang menarik tentang anak, yang dilakukan setiap hari.
-
Tes Akademis, tes untuk menguji pencapaian standar kompetensi peserta didik.
-
Portofolio, mengumpulkan hasil karya anak.
Dalam melakukan kegiatan belajar mengajar orangtua bisa memakai beberapa metode berikut :
-
Metode Tanya Jawab
-
Metode Diskusi
-
Metode Ceramah
-
Metode Cerita
-
Metode Pengalaman Langsung
-
Metode Belajar Tuntas
-
Metode Self Discovery
Tidak ada komentar:
Posting Komentar