Pendidikan Luar Sekolah (PLS) komplek dan harus sistematis, yang patut ditangani secara serius, komperehensif, terpadu serta berkelanjutan karena melibatkan berbagai komponen termasuk instansi teknis terkait.
Maka dengan makin banyak diwujudkannya pendidikan Kelompok Belajar Masyarakat (PKBM), bisa menunjang keberhasilan proses PLS, kata Kepala Bidang PLS dan Pemuda Olahraga (PLS-PO) Dinas Pendidikan kabupaten Garut, Drs Kuswendi MSi, seusai menyelenggarakan seleksi Penilik PLS Senin.
Disebutkan, didaerahnya masih terdapat kekurangan sebanyak 34 orang Penilik PLS, karena dari 419 desa selama ini ditangani 50 orang Penilik padahal idealnya oleh 84 orang Penilik, dengan rasio setiap lima desa terdapat satu orang Penilik PLS.
Namun diharapkan, dari sebanyak 185 orang peserta seleksi PLS, yang berlangsung mulai pagi hingga malam hari atau ehari semalam hari Minggu lalu itu, dapat diangkat sebanyak 34 hingga 40 orang lebih Penilik PLS, sebagai sebagai pejabat fungsional yang paling memiliki akses untuk menjadi pejabat struktural atau Kepala Unit Pengelola Teknis Daerah (UPTD) di kemudian hari.
Karena itu, agar mereka siap pakai dan berkualitas memadai disajikan tiga item materi seleksi Penilik PLS, terdiri test tertulis dengan 50 butir soal pilihan ganda, lima butir soal ujian substantif berupa esai, presentasi karya tulis serta wawancara.
Soal pilihan ganda berisikan 80 persen materi PLS, sedangkan 20 persen mengenai kelembagaan , kepemimpinan dan administrasi, ujar Kuswendi.
Menurutnya, ditargetkannya Indek Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2005 sebesar 66,88 poin dari tahun 2004 sebesar 66,31 poin atau hanya naik 0,57 poin maupun di bawah satu poin, karena mungkin ketika ditargetkan disesuaikan dengan kemampuan pendanaan.
Sedangkan untuk menyukseskan wajib belajar dan PLS, masih perlu peningkatan pemahaman masyarakat, bahwa pendidikan sebagai tanggungjawab bersama, pemerintah, masyarakat dan orangtua. Demikian Kuswendi.
sejak dipublikasi 29/03/2005,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar