Senin, 12 Mei 2008

TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH “Antara Konsep dan Implementasi”

sabtu, 22 September 2007

Oleh: Saadatul Athiyah


Persaingan yang ketat di segala aspek kehidupan saat ini telah membuka mata kita bahwa betapa pentingnya informasi. Informasi bukan lagi sebagai komoditas yang dapat dikesampingkan namun telah menjelma menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menguasai informasi seseorang dapat dengan mudah mendapatkan sesuatu yang diharapkannya bahkan dapat mewujudkan hal yang dianggap tidak mungkin menjadi kenyataan.
Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan informasi dibarengi pula dengan semakin majunya teknologi informasi sehingga makin memudahkan mengakses informasi tanpa dibatasi jarak dan waktu. Walaupun demikian, kita masih bisa melihat masih banyak terjadi kesenjangan di masyarakat menyangkut pemerataan informasi. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya;
1.Belum meratanya infrastruktur penunjang teknologi informasi.
Selama ini infrastruktur penunjang teknologi informasi lebih banyak berkumpul di wilayah perkotaan. Di wilayah Sulawesi Selatan misalnya, infrastruktur teknologi informasi yang lengkap dan memadai hanya berada di wilayah kota Makassar dan Parepare saja sehingga masyarakat di wilayah lain belum dapat menikmati informasi dengan biaya terjangkau dan bersifat Real Time semisal mengakses internet.
2.Kemampuan SDM yang mampu menggunakan perangkat teknologi informasi masih rendah.
Masalah ini masih saja menjadi kendala kita dalam melakoni berbagai bidang tidak terkecuali kemampuan menggunakan perangkat teknologi informasi. Sejauh ini kita lihat yang menggunakan perangkat teknologi informasi hanya sebatas mahasiswa, pegawai/karyawan perusahaan, siswa-siswi sekolah menengah ataupun kalangan professional. Padahal informasi bukan hanya milik mereka tapi semua elemen masyarakat tanpa memandang siapa atau apa profesinya.
3.Belum adanya sosialisasi yang cukup mengenai teknologi informasi kepada masyarakat.
Terobosan yang dilakukan pemerintah utamanya didunia pendidikan untuk lebih mengenal lebih jauh tentang teknologi informasi sudah baik, dimana para siswa diberikan pengetahuan bagaimana menggunakan dan mengelola perangkat teknologi informasi. Namun apakah pengetahuan tersebut hanya bagi kalangan pendidikan formal? lalu bagaimana masyarakat yang bergelut di pendidikan non formal atau yang lainnya.
Semua hal tersebut menjadi bahan evaluasi bagi kita dalam melihat bagaimana pengembangan sistem informasi kedepan yang dapat menyentuh masyarakat sampai ke level bawah.

Penerapan Teknologi informasi bagi Pendidikan luar sekolah
Penerapan teknologi informasi yang tepat juga menjadi dilema di dunia pendidikan luar sekolah, berbagai konsep mengenai hal tersebut telah beberapa kali dirumuskan namun pada kenyataannya belum mampu untuk diimplementasikan pada masyarakat. Seperti kita ketahui bersama bahwa pendidikan luar sekolah saat ini lebih banyak bergelut pada cluster terkecil atau lapisan bawah di masyarakat. Dimana yang menjadi target pendidikan luar sekolah adalah anak-anak putus sekolah, masyarakat buta aksara serta orang-orang yang belum mempunyai penghasilan memadai disebabkan tidak mempunyai keterampilan yang cukup sedangkan untuk menggunakan teknologi informasi diperlukan sedikit pengetahuan serta biaya yang mungkin bagi mereka tidaklah begitu penting. Selain itu bagi mereka yang bergelut didunia pendidikan luar sekolah seperti tutor, tld, fdi, ataupun stakeholder yang ada didaerah masih belum mempergunakannya karena masih terbentur masalah fasilitas dan kurangnya pengetahuan tentang hal tersebut. Namun apapun persoalannya bukanlah menjadi halangan bagi kita untuk menciptakan dunia pendidikan luar sekolah berbasis TI.
Terkait dengan masalah infrastruktur penunjang teknologi informasi, terdapat beberapa pilihan yang dapat dilakukan, tapi salah satu solusi yang tepat melihat situasi serta kondisi masyarakat yang menjadi sasarannya adalah dengan menggunakan konsep yang ditelurkan oleh tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yaitu dengan menggunakan teknologi Radio Paket. Dengan menggunakan teknologi ini kita sudah dapat membangun suatu jaringan komputer dengan biaya murah serta mudah. Selain itu teknologi ini dapat digunakan di daerah-daerah yang belum dijangkau oleh koneksi dial-upnya telkom. Tentu saja pembangunan ini perlu mendapat dukungan dari semua pihak termasuk pemerintah daerah.
Perangkat-perangkat informasi seperti Situs, e-learning serta sistem informasi pendidikan luar sekolah juga menjadi poin yang penting untuk dikembangkan sebab dari sanalah semua bahan dan informasi mengenai pendidikan luar sekolah didapatkan.
Walaupun kita telah dapat merealisasikan infrastruktur serta perangkatnya, hal tersebut menjadi tidak berguna apabila tidak ditunjang oleh SDM yang baik. Untuk mewujudkan SDM yang baik terutama dalam menggunakan perangkat teknologi informasi diperlukan pelatihan serta sosialisasi mengenai hal tersebut. Mungkin bagi stakeholder atau pelaksana teknis di bidang pendidikan luar sekolah, pelatihan berbasis teknologi informasi bukanlah barang baru. Sebab BPPLSP Regional V Makassar misalnya telah beberapa kali melaksanakan pelatihan seperti itu, tapi bagaimana bagi tutor atau peserta paket A, B, C misalnya. Pasti belum banyak yang mengenal hal tersebut. Oleh karena itu perlu dipikirkan suatu konsep yang dapat mengintegrasikan pengetahuan mengenai teknologi informasi pada seluruh lapisan masyarakat.
BPPLSP Regional V Makassar sendiri sebagai perpanjangan pemerintah pusat di daerah yang bertanggung jawab dibidang pendidikan luar sekolah telah berusaha mengembangkan perangkat-perangkat penunjang untuk penyebaran informasi pendidikan luar sekolah diantaranya pengembangan website, Pengembangan sistem informasi pendidikan luar sekolah, e-learning pendidikan luar sekolah. Sedangkan untuk ke depan BPPLSP Regional V telah merencanakan membuat suatu komunitas berbasis teknologi informasi di lingkup propinsi hingga pedesaan dalam program Cyber Village.

Tidak ada komentar: